Wati Susanti,S.Pd |
judul note ini entah sesuai entah tidak dengan isinya. jika mau, silahkan dibaca.. :")
"mau ngelanjutin ke SMP mana?", setelah itu
"mau ngelanjutin ke SMA mana?", setelah itu
"kalo perempuan mah ga usah kuliah, kerja aja, bantuin keluarga. nanti juga ujung2nya ke dapur juga..", setelah itu
"kamu lulus SNMPTN? Alhamdulilah, ya udah kita sama dukung nyampe lulus" setelah itu
"gimana kuliah lancar? kapan wisuda?", setelah itu
"udah punya kenalan belum?", setelah itu
"udah kuliah mau ngajar dimana?", (pertanyaan ini dilontarkan pas awal tgkat 4), setelah itu
"jangan
sampai kamu ga jadi PNS, percuma ngeluarin modal buat kuliah kalo nanti
ga jadi PNS..". (masih di awal tgkt 4) setelah itu, titik.semakin
bertambahnya usia, semakin banyak pertanyaan yang dihadapkan kepada
kita. awalnya sama sekali engga kepikiran. jawabannya pun di dapat
dengan pengalaman, sebuah proses. mungkin. dan intinya bukanlah
jawaban, menurut saya, tapi proses mencari jawaban itu. lagi-lagi,
proses.
menjadi dewasa ternyata tidak mudah, tidak simpel, bahkan
cukup rumit pada beberapa bab kehidupan. banyak pertanyaan, banyak yang
harus diuruskan, banyak opsi, dan banyak doktrin.
dan, dari sekian
banyak yang telah saya sebutkan di atas, yang paling membuat saya
merasa sulit untuk menjadi dewasa dan terkadang membuat saya ingin tetap
menjadi anak-anak adalah DOKTRIN.
doktrin dari mereka, orang-orang terdekat yang sangat mencintai kita, orang tua kita.
seberapa kuat dan banyakkah pemikiran itu dijejalkan ke dalam pikiran anda (saya)?
sebesar apakah pemikiran orang-orang yang terlahir sebelum anda (saya), katakan saja orang tua, mempengaruhi anda(saya)?
seberapa besar pengaruh itu membuat anda, terkadang, berpikir betapa tidak cocoknya pemikiran mereka dengan anda (saya)?
mungkin
anda (saya) sempat berpikir, kita dibesarkan di era yang berbeda dengan
mereka. apa yang mereka alami, tentunya, berbeda dengan apa yang kita
alami sekarang. dunia mereka, berbeda dengan dunia kita. itu yang saya
pikirkan saat ini. saya belum bisa memahami pola pikir mereka. ya,
belum. karena menjadi dewasa adalah tentang sebuah proses. mungkin,
suatu saat nanti, ketika kita telah mengalami apa yang mereka alami
(tempat,waktu,pengalaman boleh beda, tapi konteks tetep sama), kita akan
sadar apa yang mereka maksud.
mungkin kita bisa menjawab, kenapa mesti jadi PNS? dan kenapa2 yang lain.
satu
hal yang penting, mereka menginginkan yang terbaik untuk kita, hanya
saja dengan cara yang (mungkin) belum kita pahami, setidaknya saat ini.
:") sebesar apakah pemikiran orang-orang yang terlahir sebelum anda (saya), katakan saja orang tua, mempengaruhi anda(saya)?
Oleh: Wati Susanti,S.Pd