Translate

Written By Solihin, MCH. on Sunday, August 12, 2012 | 8/12/2012

Wati Susanti,S.Pd
judul note ini entah sesuai entah tidak dengan isinya. jika mau, silahkan dibaca.. :")

"mau ngelanjutin ke SMP mana?", setelah itu
"mau ngelanjutin ke SMA mana?", setelah itu
"kalo perempuan mah ga usah kuliah, kerja aja, bantuin keluarga. nanti juga ujung2nya ke dapur juga..", setelah itu
"kamu lulus SNMPTN? Alhamdulilah, ya udah kita sama dukung nyampe lulus" setelah itu
"gimana kuliah lancar? kapan wisuda?", setelah itu 
"udah punya kenalan belum?", setelah itu
"udah kuliah mau ngajar dimana?", (pertanyaan ini dilontarkan pas awal tgkat 4), setelah itu
"jangan sampai kamu ga jadi PNS, percuma ngeluarin modal buat kuliah kalo nanti ga jadi PNS..". (masih di awal tgkt 4) setelah itu, titik.semakin bertambahnya usia, semakin banyak pertanyaan yang dihadapkan kepada kita. awalnya sama sekali engga kepikiran. jawabannya pun di dapat dengan pengalaman, sebuah proses. mungkin.  dan intinya bukanlah jawaban, menurut saya, tapi proses mencari jawaban itu. lagi-lagi, proses.
menjadi dewasa ternyata tidak mudah, tidak simpel, bahkan cukup rumit pada beberapa bab kehidupan. banyak pertanyaan, banyak yang harus diuruskan, banyak opsi, dan banyak doktrin.
dan, dari sekian banyak yang telah saya sebutkan di atas, yang paling membuat saya merasa sulit untuk menjadi dewasa dan terkadang membuat saya ingin tetap menjadi anak-anak adalah DOKTRIN. 
doktrin dari mereka, orang-orang terdekat yang sangat mencintai kita, orang tua kita.
seberapa kuat dan banyakkah pemikiran itu dijejalkan ke dalam pikiran anda (saya)?
sebesar apakah pemikiran orang-orang yang terlahir sebelum anda (saya), katakan saja orang tua, mempengaruhi anda(saya)?
seberapa besar pengaruh itu membuat anda, terkadang, berpikir betapa tidak cocoknya pemikiran mereka dengan anda (saya)?
mungkin anda (saya) sempat berpikir, kita dibesarkan di era yang berbeda dengan mereka. apa yang mereka alami, tentunya, berbeda dengan apa yang kita alami sekarang. dunia mereka, berbeda dengan dunia kita. itu yang saya pikirkan saat ini. saya belum bisa memahami pola pikir mereka. ya, belum. karena menjadi dewasa adalah tentang sebuah proses. mungkin, suatu saat nanti, ketika kita telah mengalami apa yang mereka alami (tempat,waktu,pengalaman boleh beda, tapi konteks tetep sama), kita akan sadar apa yang mereka maksud.
mungkin kita bisa menjawab, kenapa mesti jadi PNS? dan kenapa2 yang lain.
satu hal yang penting, mereka menginginkan yang terbaik untuk kita, hanya saja dengan cara yang (mungkin) belum kita pahami, setidaknya saat ini.
:") sebesar apakah pemikiran orang-orang yang terlahir sebelum anda (saya), katakan saja orang tua, mempengaruhi anda(saya)?

Oleh: Wati Susanti,S.Pd

Selamat datang di Official Website Solihin, untuk kritik dan saran disampaikan melalui email : solihinkmd@gmail.com, Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga bermanfaat untuk semua...!!!