Translate

Written By solihinkmd on Wednesday, August 17, 2016 | 8/17/2016

Masyarakat priangan timur khususnya kalangan akademisi pesantren pasti tidak asing dengan nama KH Khoer Affandi. Beliau adalah pendiri Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Pesantren Miftahul Huda termasuk pesantren yang besar, ribuan alumninya tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Banyak santri alumninya yang mendirikan pesantren cabang Miftahul Huda di daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan cita-cita Uwa Ajengan, yaitu mendirikan seribuan pesantren di Indonesia.
KH Khoer Affandi memiliki nama kecil Onong Husen. Beliau lahir pada tanggal 12 September 1923 di Desa Cigugur, Ciamis. Ayah beliau bernama Raden Mas Abdullah bin Hasan Ruba’i yang masih mempunyai keturunan dari Raja Mataram. Ibu beliau bernama Siti Aminah binti Marhalan yang mempunyai keturunan dari Wali Godog Garut. Jadi dalam darah KH Khoer Affandi mengalir darah kebangsawanan dan darah ulama.
Uwa Ajengan Khoer Affandi mendalami ilmu agama di beberapa pesantren di Jawa. Beliau belajar Ilmu Tauhid dari Pesantren Cipancar, Cigugur, Ciamis dan dari KH Abdul Hamid, Pangkalan Langkap Lancar Ciamis. Beliau belajar ilmu alat di beberapa pesantren di Singaparna. Ruhul Jihad dari KH Zaenal Musthofa, Singaparna. Ilmu Tafsir dan Asmaul Husna dari KH Ahmad Sanusi, Gunung Puyuh Sukabumi. Ilmu suluk/ falak dari KH Tuan Manshur, Jakarta Jarat. Ilmu Waris dari KH Mahfudz, Babakan Tipar Sukabumi. Ilmu Qur’an dan Tajwid belajar dari ulama daerah Cigeureung, Tasikmalaya.
Saat belajar di Gunung Puyuh Sukabumi, KH Khoer Affandi menerima ilham nama pesantren wanasuka. Beliau mendirikan Pesantren Wanasuka di kampung Cigugur Ciamis. Karena ada pergolakan perjuangan menyebabkan Pesantren Wanasuka tidak bisa dilanjutkan. Kemudian beliau mendirikan lagi pesantren di kampung Cisitukaler Desa pasirpanjang dengan nama Pesantren Gombongsari. Seiring berjalannya waktu, jumlah santri terus bertambah sementara Pesantren Gombongsari tidak memungkinkan untuk diperluas.
Atas dukungan masyarakat, akhirnya lokasi pesantren di pindah ke Manonjaya. Di sinilah Pondok Pesantren Miftahul Huda dibangun di atas tanah waqaf seorang aghniya Manonjaya. Secara harfiah, Miftahul Huda berarti “kunci petunjuk”, menggambarkan agar pondok pesantren ini dapat mencetak orang-orang sholeh (Ulamaul ‘Amilin, Imamal Muttaqin dan Muttaqin).
KH Khoer Affandiy meninggal dunia pada tanggal 26 November 1994. Sepeninggal KH Khoer Affandi, Pesantren Miftahul Huda dikelola oleh para putra, mantu dan cucu-cucu beliau.

Amanat Uwa Ajengan Khoer Affandi

  1. Sholat awal waktu berjama’ah
  2. Jangan berhenti mencari ilmu
  3. Jangan terjun ke dunia politik
  4. Jangan berhenti mencari teman
  5. Pertahankan aqidah ahlussunnah wal jama’ah
  6. Lamun hayang maju ulah euren mikir – Kalau mau maju jangan berhenti berfikir
  7. Lamun hayang maju kudu daek cape – Kalau mau maju harus mau capek
  8. Ulah embung di sebut bodo – Jangan tidak mau disebut bodoh
  9. Ulah embung di sebut sahandapeun – Jangan tidak mau disebut lebih bawah (pangkat, usia, umur dll)
  10. Sagala anu tumiba kadiri gara-gara diri – Segala yang terjadi pada diri kita adalah karena kita
  11. Ubar diri aya di diri – Obat hati ada di hati
  12. Owoh nu nyaah kana diri kajaba anu boga diri – Tak ada yang sayang sama diri kita kecuali kita sendiri
  13. Harga diri kumaha diri – Harga diri itu tergantung bagaimana diri
  14. Ari ngitung kudu tihiji, ulah hayang ujung ujung angka salapan – Jika berhitung harus dimulai dari angka satu, jangan tiba-tiba maunya langsung angka sembilan
  15. Mun nyien pondasi tong sok waka mikiran kenteng – Kalau membuat pondasi rumah jangan pikirkan dulu masalah genteng nya
  16. Senajan teu lumpat tapi ulah cicing – Walaupun tidak berlari tapi janganlah berhenti
  17. Sagede-gedena jalan syare’at, ulah matak ngurangan tawakal ka Alloh – Sebesar-besarnya jalan syari’at, jangan sampai mengurangi tawakal kepada Allah swt.
  18. Tong leumpang dina hayang, tong cicing dina embung, tapi kudu leumpang dina kudu, kudu euren dina ulah – Jangan berjalan selagi mau, jangan diam selagi enggan. Tapi berjalanlah karena harus, dan harus berhenti karena larangan
  19. Tong lesot hate tina eling ka Alloh dina kaayaan kumaha wae, sedih, susah jeung bungah – Jangan sampai melupakan Allah swt dalam keadaan apapun sedih, susah, senang
  20. Sarebu sobat saeutik teuing,hiji musuh loba teuing – Seribu teman terlalu sedikit, tapi satu musuh itu terlalu banyak
Sumber : http://alwib.net/amanat-uwa-ajengan-khoer-affandy/
Selamat datang di Official Website Solihin, untuk kritik dan saran disampaikan melalui email : solihinkmd@gmail.com, Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga bermanfaat untuk semua...!!!