Translate

Written By solihinkmd on Tuesday, June 2, 2015 | 6/02/2015

Alhamdulillah,  tiada terasa kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan agung yang datang dengan membawa beragam hikmah dan keistimewaan. Pada setiap Ramadhan datang, kaum muslimin memuliakannya dengan meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWT, seperti: berpuasa, qiyamul lail, tadarrus Al-Qur'an, infaq, shodaqah dan sebagainya. Hal itu dilakukan semata-mata mengharapkan keridhaan Allah SWT.

Rasulullah SAW. bersabda: "Wahai umat manusia. Bulan yang mulia (Ramadhan) telah mengunjungi kamu, bulan penuh keberkahan. Suatu bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih berharga dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya suatu kewajiban (fardhu), sedangkan mengisi malam-malamnya dengan kebajikan-kebajikan dan pengabdian merupakan tathawwu'  (amal-amal sunat), yang amat bernilai." (H.R. Ibnu Khuzaimah)."


Bulan Agung dan Peningkatan Amal Ibadah

Bulan Ramadhan adalah bulan agung bagi umat Islam. Dikatakan demikian,  karena al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan. Selain itu, di dalam bulan Ramadhan ini, Allah Swt menjauhkan semua penyebab kehancuran dan kemaksiatan, syaitan laknatullah diikat, hingga tidak kuasa untuk membujuk manusia melakukan kemaksiatan yang keji dan terlarang, karena manusia sibuk melakukan ibadah, mengekang hawa nafsu mereka dengan beribadah, berdzikir dan membaca al-Qur’an. Ini sekaligus penggugah hamba beriman bahwa tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan ibadah dan taat kepada Allah Swt ataupun melakukan maksiat karena sumber utama penyebab kemaksiatan, yaitu syaitan laknatullah  telah dibelenggu. Maka sangat beruntunglah bagi mereka yang mau memanfaatkan kesempatan tersebut, dan mudah-mudahan kita semua menjadi salah satu dari mereka yang dimuliakan dan diselamatkan dari api neraka di bulan agung tersebut, amin ya Robbal 'Alamin. 

Rasulullah s.a.w. bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, mari kita isi bulan Ramadhan ini dengan peningkatan diri kita dalam berbagai kegiatan ibadah kepada Allah Swt, misalnya; peningkatan ibadah puasa, peningkatan dalam tilawah Al-Qur’an, hafalan, pemahaman dan pengamalan, peningkatan dalam aktifitas sosial, misalnya: infak, shodaqoh dan lain-lain.

Selain itu, bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat kondusif untuk bertaubat dan memulai hidup baru dengan langkah baru yang lebih Islami. Taubat berarti meninggalkan kemaksiatan, dosa dan kesalahan serta kembali kepada kebenaran. Atau kembalinya hamba kepada Allah Swt, meninggalkan jalan orang yang dimurkai dan jalan orang yang sesat.

Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan saja, akan tetapi juga terkait dengan pelaksanaan perintah Allah Swt. Orang yang bertaubat masuk kelompok yang beruntung, sebagaimana Allah Swt berfirman:

وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS An-Nuur [24] : 31)

Oleh karena itu, di bulan Ramadhan orang-orang beriman harus memperbanyak istighfar dan taubah kepada Allah Swt. Mengakui kesalahan dan meminta ma’af kepada sesama manusia yang didhaliminya serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar menjadi syarat utama untuk mendapat maghfiroh  (ampunan), rahmat dan karunia Allah Swt.

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثًمَّ تُوْبُوْا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ

Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS Hud [11] : 52)

Yang terakhir, yang perlu diingat bahwa semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan, tidak boleh terlepas dari muhasabah  atau evaluasi. Muhasabah  terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya.

Semoga Allah Swt senantiasa menerima shaum kita dan amal shaleh lainnya, dan mudah-mudahan tulisan ini dapat membangkitkan semangat beribadah kita sekalian, sehingga membuka peluang bagi terwujudnya masyarakat yang lebih baik, aman, adil dan sejahtera, baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur,  Amin ya Rabbal 'Alamin.

Oleh : Dr. Khoirurrijal
*Penulis adalah Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Program Pascasarjana (PPs) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro Lampung dan Dewan redaksi info ISCO (Islamic Studies Center Online). 

Selamat datang di Official Website Solihin, untuk kritik dan saran disampaikan melalui email : solihinkmd@gmail.com, Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga bermanfaat untuk semua...!!!