Jakarta, NU Online
Ketua
Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) KH Asep
Saifuddin Chalim menggarisbawahi rencana kebijakan Full Day School
(FDS) melalui sekolah lima hari bahwa kebijakan tersebut tidak akan
membuat anak didik menjadi lebih pandai.
Ia pun
menekankan kepada Mendikbud Muhadjir Effendy untuk mencabut rencana
sekolah lima hari tersebut. Vakum dua hari, anak zaman sekarang tidak
akan terlepas dari HP Gadget. Karena faktor gadget tersebut, menurutnya Anak-anak SMP dan SMA itu belum mampu menguasai diri kalau libur dua hari.
“Itu
sangat berbahaya sekali. Kalau memang untuk menghilangkan kelelahan
belajar selama lima hari, cukup sehari, karena kalau dua hari, anak
punya potensi untuk nakal,” kata Kiai Asep, Senin (12/6) usai halaqoh
pendidikan di Gedung PBNU Jakarta.
“Anak-anak
tidak akan bisa pandai karena ada kevakuman sebab libur dua hari itu,
mengangkat kembali untuk memulai belajar, itu berat sekali kalau tiap
minggu vakum semacam ini,” imbuh Pimpinan Pondok Pesantren Amanatul
Ummah Pacet, Mojokerto ini.
Ia menegaskan,
gadget sedang melanda generasi bangsa Indonesia. Gadget lebih ganas
daripada sabu-sabu. Kalau sabu-sabu menghasilkan khayalan, kalau HP
menghasilkan gambar konkret.
Ia menjelaskan,
sekarang ini banyak anak-anak yang tidak bisa berpisah dengan HP-nya
dengan jarak 10 meter. “Ini sangat luar biasa, bahkan tidak bisa
berpisah dengan HP-nya selama 10 menit,” ungkapnya.
Kalau
seandainya libur sampai dua hari, lanjut Kiai Asep, kemudian hari itu
tidak cukup digunakan untuk melepas lelah, tetapi sekaligus setelah
lelahnya lepas punya potensi hura-hura lagi.
“Itu
bagaiman dengan keberadaan HP yang sekarang, sementara mereka belum bisa
menjadi pengendali terhadap HP itu sendiri jika vakum belajar terlalu
lama,” tuturnya. (Fathoni)
http://www.nu.or.id/post/read/78852/sekolah-lima-hari-ketum-pergunu-anak-tidak-akan-bisa-pandai