Kembali pada keyakinan kita, bahwa ketika seseorang mati maka yang
rusak dan hancul adalah badannya atau jasadnya, sedang rohnya tetap hidup dan
tidak mati. Sebab, mereka itu berada di alam barzah. Mereka telah putus segala
amal perbuatan mereka untuk diri mereka sendiri. Dalam kitab Shahih Muslim juz
II disebutkan;
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قاَلَ: اِذَامَاتَ اْلاِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ
عَمَلُهُ اِلاَّ مَنْ ثَلاَثٍ اِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ
يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْوَلَدٍ صَاِلحٍ يَدْعُوْلَهُ.
“Apabila
manusia telah mati maka terputuslah darinya amalnya, kecuali tiga; kecuali dari
shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfa’at atau anak shaleh yang
mendo’akan.” (HR Muslim)
Hadits
semacam ini juga termaktub dalam Sunan Tirmidzi juz III, dalam Sunan Abu Dawud
juz III dan dalam Sunanu Nasa’i juz VI. Hadits di atas menjelaskan bahwa apabila
manusia telah meninggal dunia itu putus segala amalnya untuk dirinya sendiri,
tetapi untuk orang lain, misalnya ahli kubur mendo’akan orang yang di dunia
tidak ada keterangan yang melarang.
Adanya
salam yang disampaikan Rasulullah SAW setiap melewati kubur, menunjukkan bahwa
ahli kubur menjawab salam yang kita ucapkan. Dalam riwayat Imam Tirmidzi dalam
Sunannya, juz III, Rasulullah SAW bersabda;
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَاأَهْلَ اْلقُبُوْرِ
يَغْفِرُاللهُ لَنَا وَلَكُمْ وَأَنْتُمْ سَلَفُنَا وَنَحْنُ
بِاْلأَثَرِ
“Keselamatan
atas engkau wahai ahli kubur, mudah-mudahan Allah mengampuni kami dan mengampuni
kalian, kalian pendahulu kami dan kami mengikuti jejak kalian.” (HR
Tirmidzi)
Tentu
salam Rasulullah SAW dijawab oleh ahli kubur dan juga salam kita dijawab;
"Mudah-mudahan keselamatan bagi engkau wahai orang yang masih hidup di dunia."
Adapun do’a ahli kubur kepada kita diterima atau tidak, itu adalah urusan
Allah.
Mendo’akan
orang tua, kemudian orang tua di alam barzah mendo’akan kepada yang berdo’a agar
selamat, hal ini tidak ada larangan dalam agama. Baik orang yang berdo’a maupun
ahli kubur seluruhnya memohon kepada Allah. Perlu diingat bahwa bagi yang
berdo’a di dunia, itu tidak meminta kepada ahli kubur, karena diyakini bahwa
mereka tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak bisa memberikan apa-apa.
Bertawassul
dengan ahli kubur artinya agar ahli kubur bersama-sama dengan pendo’a memohon
kepada Allah. Seperti ketika berdiri di depan kuburan Rasulullah SAW mengucapkan
salam. Di beberapa hadits, Rasulullah menjawab salam orang yang menyampaikan
salam kepada beliau.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَارَسُوْلَ اللهِ
Bisa
diambil pengertian bahwa Rasulullah SAW di dalam kubur juga mendo’akan para
pemberi salam atau yang bertawassul.